dengan pameran baru setelah tiga tahun pengerjaan konservasi, meneruskan 100 tahun sejarah industri keramik modern di Tokoname kepada generasi berikutnya.

MUSEUM INAX, fasilitas budaya yang memperkenalkan daya tarik tanah liat dan keramik di Kota Tokoname (Prefektur Aichi), dengan senang hati kembali membuka Kiln Plaza, dimulai pukul 10 pagi pada hari Sabtu, 5 Oktober 2019. Proses pembukaan pembaharuan ini memerlukan konservasi selama tiga tahun dan berhasil menampilkan pameran baru.

View of the Kiln Plaza
Photo: Toshihide Kajiwara

Kiln Plaza milik MUSEUM INAX dulunya adalah sebuah pabrik yang menghasilkan produk keramik seperti pipa tembikar, botol shochu, dan tiles dari tahun 1921 hingga 1971. LIXIL (saat itu INAX) memperbaiki fasilitasnya dan dibuka untuk publik sebagai museum pada tahun 1986. Sebagai warisan berharga yang menampilkan aktivitas industri modern di Tokoname, fasilitasnya dinobatkan sebagai Registered Tangible Cultural Property (struktur) Jepang pada tahun 1997 dan tersertifikasi sebagai Warisan Modernisasi Industri oleh Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri pada tahun 2007. Kekhawatiran mengenai bangunan berusia lebih dari 90 tahun yang semakin rapuh, Kiln Plaza berada dalam pengerjaan konservasi sejak Desember 2016. Dengan pengerjaan yang kini telah rampung setelah kurang lebih tiga tahun, museum kembali membuka fasilitasnya kepada publik, menampilkan pameran yang baru.

Pengerjaan konservasi berfokus menjaga tampilan tempat pembakaran, bangunan, dan cerobong asap dari tahun-tahun sebelumnya, untuk menggambarkan bara dan semangat dari industri penghasil keramik di Tokoname pada awal abad ke-20. Secara bersamaan, berfokus memastikan agar tampilan pada abad sebelumnya tetap sama bagi generasi berikutnya, 50 hingga 100 tahun kedepan. Sebagai tambahan bagi eksterior yang mengesankan, tampilan dibuat lebih hidup dengan menaruh perhatian khusus pada pengerjaan akhir eksterior dan tekstur dari tiles genteng, pengunjung akan dapat menikmati struktur bangunannya yang memesona, termasuk suasana dinamis dari bata, tempat pembakaran, balok-balok dan tiang-tiang yang terbuat dari kayu tebal, dan bingkai atap yang berada di dalam bangunan.

Pameran baru memanfaatkan teknologi modern, kembali menyuguhkan suasana asli dari pembakaran tungku dengan memberikan kesan api pada interior dinding batanya. Hal tersebut pasti menghibur banyak kalangan pengunjung yang secara visual akan diberi pengalaman merasakan seperti apa proses pembakaran tungku saat dulu beroperasi.

Sejak itu, kami terus melanjutkan keinginan untuk memberikan produk untuk kehidupan baru yang lebih baik, turut serta dalam tantangan inovasi termasuk shower toilet buatan Jepang pertama, keran hands-free self-powered, dan tiles interior yang menyegarkan udara di dalam ruangan. INAX merupakan brand Jepang yang memproduksi peralatan sanitasi inovatif dan tiles keramik yang artistik. Sejarah INAX dapat ditelusuri lebih dari 100 tahun yang lampau, ketika nenek moyang kita bekerja untuk memproduksi tiles untuk bangunan utama kedua dari Imperial Hotel, yang didesain oleh seorang arsitek bernama Frank Lloyd Wright. Dengan mempelajari dan menentukan sifat dari tanah liat dan efek dari api, melalui berbagai percobaan, mereka berhasil memproduksi tiles dekoratif berskala besar, yang kemudian menjadi fondasi dari INAX. Kami juga meningkatkan keterampilan kami untuk menghasilkan tiles yang menawarkan tampilan mewah dengan pewarnaan dan tekstur yang halus, memperoleh inspirasi dari tradisi, kebudayaan dan perubahan musim di Jepang. INAX menciptakan kamar mandi dari Jepang yang indah dan inovatif membuat kehidupan harian semua orang menjadi lebih mudah, lebih sehat, dan lebih dapat dinikmati, memungkinkan semua orang hidup lebih baik.

www.inax.com